Tulisan

Minggu, 11 November 2018

Langit Berbintang part 2

Tidak perlu menunggu langit menuju gelap,
matahari pun akan hilang dengan sendirinya,
maksudku.. dengan sedemikian rupa cara Allah menciptakannya,
semua terasa terlalu mengharukan.

Aku begitu ingat dimana bintang-bintang yang paling banyak dan mudah ditemui,
bintang yang berkali-kali kita tunjuk sebagai makhluk kecil dibanding kan alam semesta.
Bintang-bintang yang terlalu indah untuk ditatap, dan kini aku tak bisa menebaknya.
Biar saja do'a ku yang jauh dari sempurna ini terhempas perlahan ke atas langit,
mungkin saja nanti ia menggantung memancarkan sinar seperti-yang aku suka saat menatap kesana.

Jangan terlalu terus menatap ke atas, karna aku tahu akan lelah.
Sesekali saja menegoknya agar kita tidak selalu terburu-buru.
Tapi satu cara sederhana memandangnya adalah
berbaring beralaskan bumi dan memandang sepuasnya.
Lalu aku juga sadar, mengapa malam selalu punya angin yang dingin,
yang nanti jika aku berimajinasi terlalu jauh-angin akan membuat napasku masuk ke dalam haru.

" Manusia merasa beruntung karena punya banyak aspek waktu,
padahal sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. (Al 'Ashr)

Akhir-akhir ini aku tidak ingin jauh-jauh memikirkan langit berbintang,
karena aku tau, kita lebih merasa hidup pada realitas.
Karena realitas terlalu menyakitkan,
maka menulis adalah sesuatu untuk keluar sebentar menyembuhkannya.
Ternyata aku juga belajar bersama berjalannya waktu,
ada yang jauh lebih indah dari pada alam semesta, yaitu perasaan.

Allah menciptakan hal-hal indah memenuhi kehidupan kita,
bahkan terlalu indah untukku, kadang tidak terpikirkan.
Bagaimana bisa, Allah mengganti siang dan malam,
bahkan perasaan manusia..
dengan cara menghadirkan manusia lain
untuk saling membahagiakan atau sebaliknya.


Semua yang diciptakan dan terjadi di sekitar kita, pasti ada alasannya,
akan menuju pada sebuah jawaban yang harus dimaknai dengan tepat.
Kadang kita terlalu larut dalam waktu-yang tidak kembali.
(lalu saat menulis ini lampu rumahku berkedip, 
 mungkin saja ada yang datang ingin menyampaikan pesan).

Membayangkan perasaan manusia yang tidak ada rumusnya, racikannya,
dimensi, atau apapun itu yang tidak kuketahui.
Rasanya.. sebuah tempat bernama hati terbentuk seperti alam semesta,
sedangkan pikiran sebagai pendukung yang sangat berkaitan.

Dalam bahasa Indonesia, arti senang dan bahagia menurutku berbeda.
Sedangkan dalam bahasa Inggris senang dan bahagia hanya diucapkan dalam satu kata yaitu happy.
Lalu dengan perumpamaan sederhana saja,
ada seorang yang bisa memberikanmu kesenangan namun ternyata kamu tidak bahagia,
ada pula melakukan hal-hal yang menyenangkan dengan seorang yang bisa membahagiakanmu.
Mungkin kesenangan berupa nominal, berupa jumlah yang ditentukan,
namun bahagia berupa perasaan seperti semesta.
Maka yang kumaksud manusia beruntung adalah manusia yang memiliki perasaan dan bahagia.

Namun,
Bahagia setiap orang memiliki kadar yang berbeda-beda,
yang tidak perlu kalian ukur dan bandingkan,
biarkan itu jadi rahasia dalam hatinya,
yang hanya diungkapkan untuk orang yang bisa membahagiakan.
Maka janganlah terlalu menunjukkan kalau kamulah
manusia paling bahagia atau malah pura-pura bahagia,
jangan pula bertanya tentang kebahagiaan orang lain,
percayalah itu bukan porsimu. 




                                          pic source : pinterest




Rumah,
November 2018

Senin, 20 Agustus 2018

Langit Berbintang Part 1

Aku ingin bercerita tentang langit
saat kakiku melangkah diiringi kantuk dan napas yang ingin menyerah
sudah lama sekali, kuingin memijakkan kakiku disini.

Aku ingin bercerita seperti biasa kepada angin dan dedaun sekitar
bahwa kemarin aku melihat bintang yang berhamparan diatas langit lagi
bahwa aku ingin sekali melihat bintang itu bersamamu.

Entah hamparan ke berapa yang bisa aku nikmati bersamamu nantinya
sampai aku berhentikah memijakkan kaki ku mengelilingi tanah ini..

Kelak kita akan melihat hamparan yang sama
ketika nanti kamu disampingku.
Apakah besok ataukah mungkin satu tahun lagi
dimana harapan ku telah pada batas nya.

Tenang ku mudah,
berada di samping karakter yang bisa kupercaya sudah cukup.
kadang kita tidak tahu mimpi dan usaha keberapa yang akan terwujud terlebih dulu,
maka pesanku akan selalu tersimpan  disini,
yang bahkan ia tak mau beranjak menemukan karakter lainnya
bahkan aku pun tidak tahu kapan ia akan datang menghampiriku.

Saat itu aku kira semuanya akan begitu mudah,
tapi memang sesak selalu berada diakhir perjalanan
tapi sesak ku terbayar oleh sinar matahari dini hari di atas bukit.

Dan aku tau,
yang telah terjadi memang harus seperti itu waktu yang berkata
kita hanya harus ikhlas menerima tanpa perlawanan seperti air yang tenang
karena apa pun sesuatu yang hilang pasti akan digantikan,
kalau belum digantikan dengan yang lebih baik,
maka aku tau itu bukanlah saatnya.

Ijen, 2018.